Minggu, 28 Oktober 2012

Perbandingan speedometer motor dengan GPS



Assalamualaikum, apa kabar? Bertemu lagi dengan postingan saya. Untuk anda yang belum mengenal saya bisa membaca postingan saya sebelumnya di sini.

Oke kali ini saya akan me-review tentang perbandingan kecepatan motor kesayangan saya, hadiah dari Ibunda tercinta (terimakasih Ibu :*), Kawasaki Athlete. Tadaaaa ;)

Baru 6000 km :D


Luffy, panggilan saya untuk motor ini, masih dalam keadaan kondisi standar pabrik seutuhnya. Dibekali ban depan 70/90-17 dan ban belakang 80/90-17. Percobaan ini dilakukan Jumat, 26 Oktober kemarin bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Saya berfikir, di saat hari-hari besar seperti ini, sudah pasti jalanan akan sepi dari Jalan Hayam Wuruk – Gajah Mada – Jompo. Dan ternyata benar, Jember seperti kota mati hari itu, karena sedikitnya jumlah kendaraan yang melintas di jalanan. Akhirnya saya memutuskan untuk meminjam Blackberry kakak saya, 9300 (mungkin akan saya review juga lain waktu) menggunakan aplikasi yang sudah saya donwload sebelumnya, RunTastic.

Percobaan pertama, saya mencoba jalan 60kmh. Setelah beberapa saat, saya berhenti, dan melihat hasilnya adalah 57.4kmh. Wah, kok beda... Kemudian saya melakukan percobaan kedua dengan berjalan 80kmh. Setelah beberapa saat saya kembali berhenti untuk mengecek hasilnya, dan ternyata hasilnya semakin jauh yaitu 71kmh. Ternyata benar apa kata teman-teman di dunia maya, bahwa speedometer di sepeda motor memang tidak terlalu diakuratkan, dan katanya speedometer mobil-lah yang mendekati akurat.



Baiklah percobaan selesai, saatnya menguji top speed dari motor Kawasaki ini. Terakhir kali isi bensin, lumayanlah bisa isi pertamax karena ada rejeki hehe, sehingga mendukung sekali percobaan ini :D

Cek keselamatan. Helm, terkunci. Sepatu, terikat. Lampu, nyala. Ban, gak kempes. Siap, mulai!

Gigi 1, 25 kmh. Gigi 2, 42kmh. Gigi 3....... agak lama.. agak lama.. 90kmh! Dan gigi 4 terus maju sampai 100kmh, berlanjut hingga 110kmh, dan ketika akan menyentuh 120 kmh, jalannya udah abis. Kurangi kecepatan. Dan hasilnya menunjukkan bahwa kali ini mencatat rekor baru bagi motor saya yaitu 118kmh. Kemudian setelah saya lihat di RunTastic, ternyata perbedaannya makin jauh, yaitu 98.5 kmh.



Berdasarkan percobaan di atas, sudah terbukti bahwa nilai kecepatan yang ada pada speedometer motor saya tidak akurat. Menurut postingan yang saya baca di suatu tempat di internet, motor-motor lain pun memiliki hasil percobaan yang sama, yaitu speedometer yang tidak akurat.

Menurut saya, ini hal yang cerdas bagi insinyur motor. Karena mereka lebih memilih keselamatan pengendara, daripada mengakuratkan kecepatan di speedo. Kenapa? Karena jalanan sebenarnya bukanlah tempat untuk memacu kecepatan bahkan untuk balapan sekalipun. Jalan raya ini dibangun pemerintah untuk kelancaran transportasi rakyat. Jadi, selalu ingat bahwa jalan raya itu milik bersama, bukan milik mbahmu. Jadi ketika ada seseorang yang melanggar lalu lintas, bukan hanya dirinya yang akan mengalami kerugian, tapi bisa jadi orang lain yang taat peraturan lalu lintas pun akan terkena imbasnya. Sudah melanggar, menyakiti orang lain lagi! Mau dapat dosa ganda? 
Disamping itu, motor yang pemakaiannya secara wajar (40 – 80kmh) akan lebih awet daripada motor-motor yang digunakan untuk memacu kecepatan. Dan juga, bukankah kita harus berhemat bahan bakar? Disamping karena adanya global warming, pertamax makin hari makin mahal lo...sampe duit saya abis mau beli pertamax. Lo kok jadi curhat...

Yuk kita jaga keselamatan satu sama lain di jalan. Kita bantu upaya untuk mereduksi global warming, dan mari kita hemat dan gunakan baik-baik uang orangtua kita yang sudah mau membelikan bensin dan motor ini kepada kita :)

Sekian, semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum.

1 komentar: